SELURUH dunia sepertinya tidak henti berlomba-lomba membangun bangunan dan gedung-gedung tertinggi. Setelah China membangun Menara Kanton setinggi 600 meter di Guangzhou, giliran Jepang miliki menara Tokyo Sky Tree dengan tinggi 634 meter. Menara baru ini diresmikan sebagai menara tertinggi di dunia.
Menara ini tentunya akan menjadi daya tarik wisatawan baru di Tokyo, Jepang. Menara ini memiliki ruang observasi dengan ketinggian 350 meter, yang menghadirkan pemandangan cakrawala Kota Tokyo dengan latar belakang Gunug Fuji yang megah.
Nantinya Mei tahun 2012, Tokyo Sky Tree Tower ini akan resmi menjadi menara siaran untuk televisi digital dan radio, dan juga membuka ruang observasi kedua dengan ketinggian 450 meter.
Kondisi Tokyo yang terletak di pulau yang kerap mengalami gempa karena kondisi pegunungan apinya yang masih aktif, membuat menara tertinggi di dunia ini dibangun dengan struktur anti-gempa. "Apabila terjadi gempa, pengunjung yang sedang berada di menara ini hanya akan merasakan 50 persen efek dari gempa tersebut," kata juru bicara Tokyo Sky Tree Tower, Hirotake Takanishi, seperti dikutip CNNGO, Rabu (2/11/2011).
Hal ini terbukti sejak pembangunannya pada pada tahun 2008, Jepang telah mengalami 2 kali gempa besar, yaitu Maret 2011 dan gempa susulan beberapa bulan kemudian, namun hampir tidak ada kerusakan pada menara ini, meskipun diakui gempa berefek pada penundaan pembangunannya. Menara ini juga diakui sanggup menahan guncangan hingga kekuatan gempa mencapai 8 Skala Richter.
Tokyo Sky Tree Tower ini terletak di bagian Kota Tokyo yang tenang, yaitu Sumida. Sebelumnya, Sumida cukup sepi dari kunjungan turis dan wisatawan. Namun kini dengan adanya menara tertinggi di dunia, Sumida telah siap menjadi pusat pariwisata Jepang, didukung dengan pembangunan hotel dan restoran-restoran, serta gedung perkantoran baru di sekitar Tokyo Sky Tree Tower tersebut.
Menara ini tentunya akan menjadi daya tarik wisatawan baru di Tokyo, Jepang. Menara ini memiliki ruang observasi dengan ketinggian 350 meter, yang menghadirkan pemandangan cakrawala Kota Tokyo dengan latar belakang Gunug Fuji yang megah.
Nantinya Mei tahun 2012, Tokyo Sky Tree Tower ini akan resmi menjadi menara siaran untuk televisi digital dan radio, dan juga membuka ruang observasi kedua dengan ketinggian 450 meter.
Kondisi Tokyo yang terletak di pulau yang kerap mengalami gempa karena kondisi pegunungan apinya yang masih aktif, membuat menara tertinggi di dunia ini dibangun dengan struktur anti-gempa. "Apabila terjadi gempa, pengunjung yang sedang berada di menara ini hanya akan merasakan 50 persen efek dari gempa tersebut," kata juru bicara Tokyo Sky Tree Tower, Hirotake Takanishi, seperti dikutip CNNGO, Rabu (2/11/2011).
Hal ini terbukti sejak pembangunannya pada pada tahun 2008, Jepang telah mengalami 2 kali gempa besar, yaitu Maret 2011 dan gempa susulan beberapa bulan kemudian, namun hampir tidak ada kerusakan pada menara ini, meskipun diakui gempa berefek pada penundaan pembangunannya. Menara ini juga diakui sanggup menahan guncangan hingga kekuatan gempa mencapai 8 Skala Richter.
Tokyo Sky Tree Tower ini terletak di bagian Kota Tokyo yang tenang, yaitu Sumida. Sebelumnya, Sumida cukup sepi dari kunjungan turis dan wisatawan. Namun kini dengan adanya menara tertinggi di dunia, Sumida telah siap menjadi pusat pariwisata Jepang, didukung dengan pembangunan hotel dan restoran-restoran, serta gedung perkantoran baru di sekitar Tokyo Sky Tree Tower tersebut.