Mary McDowell, Executive Vice President Mobile Phones Nokia (kiri) dan Bob McDougall, Country Manager Nokia Indonesia.
KOMPAS.com - Di awal tahun 2000, Nokia sering mendapat julukan ponsel sejuta umat karena paling banyak digunakan orang. Harga yang bersaing dan fitur yang user friendly atau mudah digunakan menjadi salah satu alasan orang suka menggunakan Nokia. Seiring berjalannya waktu, para pesaingnya pun makin kompetitif dengan inovasi produk yang tak kalah bagus dan harga yang bersaing. Pangsa pasar Nokia pun terus tergerus.
Meski masih di puncak produsen ponsel terbesar di dunia, Nokia terus mendapat tekanan. Nokia pun mengevaluasi strategi untuk tetap bertahan menjadi pemimpin pasar. Kerja sama strategis dengan Microsoft untuk menciptakan ekosistem yang bersaing di ranah smartphone hanya salah satu usaha. Namun, itu saja tak cukup. Nokia tetap fokus juga ke ponsel-ponsel murah meriah demi menggaet basis volume pengguna yang besar.
Sepuluh tahun yang lalu, ponsel mungkin menjadi alat komunikasi baru yang menghubungkan teman, saudara, dan kolega lebih mudah. Kini dan di masa mendatang saat komunikasi data makin berkembang, ponsel menjadi alat yang membantu setiap orang mengakses informasi di internet. Nokia menyebut ponsel buatannya untuk menghubungkan satu miliar orang berikutnya ke internet.
Tiga Fokus Strategi
Kompas.com berkesempatan mewawancarai Mary McDowell, Executive Vice President Mobile Phones Nokia, salah satu pejabat tinggi di Nokia yang langsung mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada CEO Nokia Stephen Elop. Mary secara khusus datang ke Indonesia untuk melihat langsung bagaimana perkembangan pasar ponsel di Tanah Air. Dalam kesempatan tersebut, Mary memaparkan strategi Nokia untuk menggaet konsumen.
"Mungkin Anda sudah tahu pengumuman pada 11 Februari (2011) tentang perubahan strategi yang dilakukan Nokia. Kami punya tiga fokus strategi untuk mengembangkan bagaimana cara menghasilkan produk terbaik bagi konsumen. Tujuan kami menciptakan produk yang menarik, layanan terbaik, dan membuat konsumen senang," ujar Mary membuka pembicaraan di Iris Room, Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (31/3/2011) sore.
Ia mengatakan, ada tiga pilar dalam strategi yang kini dijalankan Nokia. Pertama, adalah strategi yang telah mendapat perhatian banyak orang yakni mengenai strategi smartphone. Nokia menggandeng kerja sama dengan Microsoft untuk mengembangkan platform Windows Phone di kelas smartphone dan juga berkolaborasi membangun ekosistem.
Strategi kedua, lanjut Mary, adalah bagaimana Nokia menyediakan alat bagi satu miliar orang berikutnya untuk bisa mengakses internet. Hal tersebut dinilainya menjadi area tanggung jawab Nokia saat ini.
Pilar ketiga adalah strategi menyiapkan teknologi masa depan (disruption technology). Ia hanya mengatakan, pengembangan strategi ketiga akan dilakukan tim yang langdun dipimpin ahlinya. Namun, ia masih enggan mengungkapkan seperti apa strategi ketiga akan dilakukan. Namun, ia mengatakan pengembangan MeeGo, platform bersama kolaborasi Intel dan Nokia akan dilakukan sebagai bagian strategi ketiga ini.
Integrasi Internet di Ponsel
Menurut Mary, strategi untuk menjangkau satu miliar orang berikutnya untuk bisa masuk ke internet sangat besar peluangnya dilakukan dengan feature ponsel, yang ditujukan untuk konsumen kelas menengah ke bawah. Nokia mengandalkan platform S40 dalam strategi ini.
"Kami punya strategi menyeluruh bagaimana untuk meningkatkan kemampuan perangkat dengan patokan harga lebih rendah sehingga kami bisa membawa internet ke konsumen baru," jelas Mary. Ia mengatakan, Symbian sampai saat ini masih diproyeksikan sementara masih untuk smartphone, namun begitu teknologinya memungkinkan, bukan tidak mungkin akan diturunkan ke feature phone.
Mary mengatakan, pengalaman internet pertama bagi orang-orang di negara berkembang seperti Indonesia banyak lewat ponsel. Ia mengakui saat ini banyak orang yang mulai terhubung ke internet lewat Facebook di ponsel dan layanan jejaring sosial sejenisnya. Seba itulah, Nokia menyediakan layanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut antara lain dengan bekerja sama dengan operator seluler untuk menyediakan paket layanan data (data plan).
"Kami juga sedang melakukan pilot project untuk membangun proxy internet yang akan diakses lewat OVI Browser. Akan mulai komersial bersama OVI Browser terbaru dalam waktu dekat. Saya kira Indonesia akan menjadi pasar kunci untuk itu. Ini akan terintegrasi dalam produk ponsel," jelasnya.
Mary mengatakan portofolio perangkat buatan Nokia juga disesuaikan dengan tren di pasar lokal. Seperti di Indonesia, yang ponsel QWERTY sangat digemari, menjadi pertimbngan Nokia untuk merilis prosuk QWERTY secara konsisten. "Ini pelajaran penting lagi di pasar sini yang sangat kuat QWERTY. Kami sangat sukses di perangkat QWERTY C3 yang pertama diluncurkan di sini dan kami lanjutkan sekarang dengan QWERTY yang lebih terjangkau dan akan terus menjadi fokus berkelanjutan bagi kami," ujarnya.
Nokia juga mengantisipasi kebutuhan pasar ponsel layar sentuh dengan merilis prosuk berlayar sentuh maupun transisi seperti Touch and Type yang merupakan kombinasi layar sentuh dan QWERTY. Ia mengatakan ke depan masih akan lebih banyak ponsel QWERTY di samping touchscreen.
"Kita mungkin mengira di masa lalu feature phone hanya berbentuk standar, tapi pandangan itu salah. Orang menginginkan bentuk yang modern, harga yang terjangkau, tapi fungsinya lengkap," kata Mary. "Itulah kenapa kami me-refresh portofolio untuk memastikan kemampuan ini bisa dicapai di harga yang lebih rendah," tambahnya.
Selain itu, Nokia juga menjangkau pengguna untuk terhubung ke internet lewat layanan yang dikembangkannya sendiri. Misalnya lewat OVI Life Tools yang menyediakan beragam informasi dan edukasi. Untuk menambah layanan dan aplikasi, Nokia bekerja keras dalam membangun ekosistem. Dengan S40 yang mendukung aplikasi Java, Forum Nokia menggandeng pengembang aplikasi dan universitas. Menurut Mary, aplikasi java dengan konten berbasis lokal untuk S40 menjadi strategi utama.
"Itulah tiga pilar untuk menjangkau satu miliar berikutnya, yaitu layanan terbaik, portofolio perangkat yang sangat kompetitif, dan mitra lokal partner dalam hal ini developer untuk menyediakan aplikasi di perangkat," ujar Mary.
Sumber : http://tekno.kompas.com/read/2011/04/01/17260119/Ponsel.Semiliar.Umat.Ambisi.Nokia