Kuncup Rafflesia arnoldii terpantau siap mekar di titik tumbuhnya di hutan lindung Bukit Daun, Kepahiang, Bengkulu, Selasa (16/2). Kuncup itu aman karena dijaga dan diawasi oleh Tim Peduli Puspa Langka (TPPL). Sejak 2000 sampai saat ini TPPL sudah menjaga dan memelihara 21 titik tumbuh bunga langka berdiameter hingga satu meter di hutan lindung tersebut. Penjagaan dan pemeliharaan dilakukan karena saat ini habitat bunga raksasa itu semakin rusak. TPPL ingin bunga tersebut bisa berkembang baik sehingga bisa dilihat dan dinikmati setiap orang.
KEPAHIANG, KOMPAS.com - Keberadaan puspa khas Bengkulu, bunga Rafflesia Arnoldi semakin terancam perambahan hutan oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang tangan-tangan jahil memangkas bunga bunga tersebut dari hutan.
Hutan lindung yang menjadi habitat bunga rafflesia dikelola masyarakat menjadi hutan kemasyarakatan. Hutan tersebut di antaranya ditanami kemiri, petai, jengkol, dan pala.
Holidin dari Tim Peduli Puspa Langka (TPPL) Kepahiang, Bengkulu, Jumat (11/3/2011), mengatakan, habitat bunga rafflesia yang relatif masih terjaga saat ini ada di Hutan Lindung Bukit Daun register 5. Selama ini, hutan di register tersebut seluas sekitar empat hektar dijaga Tim Peduli Puspa Langka.
"Sejak kami sering mengawasi tumbuh kembang rafflesia di lokasi ini, perambah sepertinya takut masuk lebih jauh. Lokasi perambah terdekat paling juga 50 meter dari lokasi bunga rafflesia yang mekar sekarang," kata Holidin.
Kemarin, sebuah bunga Rafflesia Arnoldi berwarna jingga mekar sempurna. Bunga berdiameter 68 sentimeter itu telah mekar tiga hari. Keberadaannya yang hanya 300 meter dari Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang menarik banyak pengunjung dari berbagai kalangan.
Dalam satu bulan ke depan, menurut Holidin, masih ada dua bunga rafflesia yang akan mekar. Satu bunga diperkirakan mekar dalam dua minggu dan bunga satunya diprediksi mekar sebulan lagi. Lokasi kedua bunga ini tidak jauh dari bunga yang mekar kemarin.
Salah seorang pengunjung, Parkatono (40), mengaku bangga dan terharu bisa melihat langsung bunga rafflesia. " Selama ini cuma melihat dari gambar saja. Tapi sekarang akhirnya bisa melihat langsung," katanya.
Parkatono yang hampir setiap hari melintas di Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang mengangkut pasir dari Curup, Kabupaten Rejang Lebong itu berharap hutan habitat bunga rafflesia tidak dirusak. Apabila hutan sebagai habitat bunga rafflesia hancur bukan tidak mungkin bunga kebanggaan masyarakat Bengkulu ini akan punah.
Holidin berharap, pemerintah peduli terhadap bunga rafflesia dengan lebih serius melindungi hutan. " Kami telah berbuat untuk melestarikan bunga rafflesia. Kami berharap pemerintah serius mengelola hutan agar tidak dirambah masyarakat," ujarnya.
TPPL telah 10 tahun terakhir menangkarkan bunga rafflesia di lahan milik sendiri seluas tiga hektar. Sudah 200-an pohon berhasil mereka tangkarkan dan 23 di antaranya mekar sempurna.
Selain bunga rafflesia, TPPL juga menanam bunga bangkai (Amorphophallus sp). Hingga kini sudah empat jenis bunga bangkai yang berhasil ditanam TPPL.
Sumber : http://sains.kompas.com/read/2011/03/11/23591953/Agar.Puspa.Rafflesia.Tak.Semakin.Langka