Salah satu seri Android yang menggunakan versi Eclair, siap dirilis April, menemani beberapa kategori lain.
JAKARTA, KOMPAS.COM - Kenyang berbisnis produk elektronik kebutuhan rumah tangga, juga perangkat audio dan video, menawarkan produknya selama 33 tahun di seluruh Indonesia, PT Hartono Istana Teknologi adalah produsen lokal yang layak diacungi jempol. Memiliki pabrik di Sayung Semarang dan Kudus, produsen dengan brand kondang Polytron ini bahkan cukup kuat menahan gempuran brand Korea maupun Jepang di bursa tanah air.
Satu setengah tahun silam lantas muncul gagasan untuk mengembangkan sayap ke bisnis yang tengah jadi "anak emas" di sektor perangkat digital. Ya, bisnis ponsel. "Banyak persiapan kami lakukan, termasuk menyiapkan orang-orangnya," ujar Haryono, Managing Director PT Hartono Istana Teknologi.
Persiapan itu akhirnya sampai kepada final, melepas produk dengan nama sama, Polytron. Namun kali ini dilengkapi dengan embel-embel "Mobile Phone". Ya, inilah divisi baru yang siap melahirkan produk dengan cita rasa lokal. Memang, pabrikasinya masih dilakukan di China. "Tapi kami sudah punya R&D (Research & Development) sendiri," jelas Usun Pringgodigdo, General Manager Polytron Mobile Phone.
Inilah pria yang sudah kenyang pengalaman di bisnis telepon seluler. Mantan orang Nokia Indonesia yang pernah mengibarkan sukses besar di tanah air. Maka pada Selasa (8 Maret) menjadi hari dirilisnya brand Polytron Mobile Phone, sekaligus menandaskan bahwa Polytron "Memang Canggih". Sebuah tagline yang menegaskan bahwa produk ini ingin selalu mengusung teknologi terkini.
Lantas bagaimana dengan produk ponsel yang dirilis Polytron?
Beberapa kategori telah dipatenkan. Antara lain seri Wizard yang merupakan kelompok high end di mana sudah siap dua seri Android dengan OS Eclair dirilis. "Untuk seri ini mungkin April peluncurannya," jelas Usun.
Lantas, seri Graffiti yang mengibarkan fungsi multimedia. Dua seri di kelompok ini antara lain PG2000T yang dual SIM card, layar sentuh, dan kamera 2 MP. Seri ini dijual seharga Rp 749.000,- Sang saudara adalah seri PG3000T yang kali ini ditambahkan fitur TV Analog dan kapabilitas akses Wi-fi.
Di kelompok fashion, Polytron punya seri Glozz. PG5000Q namanya. Ponsel lipat dengan OS Java plus dua layar, satu layar warna 2,4 inci, satu lagi layar OLED 1,1 inci yang berpadu dengan keindahan kelir kulitnya yang glossy. Ponsel dengan kamera 2 MP ini dibanderol seharga Rp 890.000,-
Nah, yang tampaknya akan membanjiri pasar adalah seri-seri QWERTY atau dijuluki seri Genio. Masing-masing, PG1000Q, ponsel dual SIM, dengan empat pilihan warna, serta kamera 0,3 MP. Dijual lumayan terjangkau, cuma Rp 375.000,- Antrean berikutnya adalah seri PG1100Q, sang Genio yang spesifikasinya sebelas-duabelas dengan PG1000Q tapi sedikit beda bentuk khususnya di bagian navigasi. Harganya mahalan sedikit, Rp 399.000,-
Genio PG3000Q adalah varian lain. Kali ini menambahkan berbagai fitur macam kamera 1,3 MP di punggung dan 0,3 MP di depan, plus TV Analog, serta Wi-Fi. Seri dengan dua jenis warna ini ditawarkan seharga Rp 669.000,-
Aspek layanan purnajual tentulah mengiring penjualan perdana ini. Setidaknya Polytron telah memiliki 50 pusat layanan di 48 kota. Itu belum termasuk para mitra agen yang rupanya sudah siap menawarkan ke konsumen.
Maret ini, Polytron Mobile Phone langsung menegaskan 50 ribu unit musti terjual. Atau sampai tengah tahun 2011 harus menembus angka 200 ribu unit.
Strategi sudah dibikin, target sudah dipancang. Akan kah Polytron menjadi sukses di negerinya sendiri? Seperti kisah Samsung atau LG Mobile di negeri ginseng nin jauh di sana. (ANDRA/FORSEL)
Sumber : http://tekno.kompas.com/read/2011/03/08/15234081/Rangsek.Pasar.Lewat.Lima.Seri